Akhir akhir ini banyak segelintir orang menggunakan istilah "Akhlaq" kenapa....??? Mungkin mereka ingin menggembosi Umat Islam agar tidak turun Aksi Bela Islam II 4 November nanti, Wallahu'alam.
Mereka mengatakan Akhlaq Nabi saw muliau saudara, diludahi diam saja, di uwuri pasir kepalnya beliau yg mulia diam saja....
Perlu diketahui saudaraku yg semoga di rahmati Allah swt, kalau mau membahas sejarah Rasulullah saw itu harus Kompherensif (menyuluruh), Ia benar Rasulullah saw sabar diludahi oleh kafir quraisy dan di uwuri pasir kepalanya , karena semua itu menyangkut hal pribadi bukan urusan Agama , pantas beliau sabar karena memang Akhlaq beliau yang begitu mulia.
Namun jangan lupa saudara Masjid Dhiror yg digunakan untuk pecah belah umat dibakar, jangan lupa juga Rasulullah saw memerintahkan sahabatnya yg mulia untuk membunuh penghina beliau, dan Khalid bin Walid Radiallahu'anhu pernah membunuh seorang yang pernah mengucapkan panggilan 'Muhammad Sohibuk" Muhammad koncomu/Muhammad temen lo , pada saat itu Sayyidina Abu Bakar Assidiq Radiallahu'anhu mengatakan : Jika orang tersebut mengatakan seperti itu dihadapanku, aku akan lakukan seperti apa yg dilakukan Khalid Bin Walid Radiallahu'anhu.
Yang diperlu diketahui budi pekerti dan Akhlaq itu berbeda saudara, jika budi pekerti barometernya adalah kebiasaan lokal namun Akhlaq barometernya adalah SYARIAT.
Jadi jangan gunakan kalimat yang benar untuk tujuan yg BATHIL.
Jika kita menolak Hisbah/Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dan Jihad artinya banyak ayat Qur'an yg kita tolak.
Karena Hisbah dan jihad ada didalam Alqur'an.
Diriwayatkan dari Jabir r.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w bertanya kepada para Sahabatnya: Siapakah yang bersedia untuk membunuh Ka’ab bin Al Asyraf؟ Karena dia telah menyakiti/ menghina Allah dan RasulNya. Maka Muhammad bin Maslamah menjawab: Wahai Rasulullah! Adakah kamu setuju jika aku membunuhnya؟ Beliau menjawab: Ya! Kemudian dia (Muhammad bin Maslamah) berkata: Izinkanlah aku terlebih dahulu untuk memberitahu sesuatu kepadamu.
Beliau pun menjawab: Katakanlah! Maka diapun
mendekati Beliau dan membincangkan sesuatu. Kemudian Beliau bersabda: Sesungguhnya Ka’ab pernah berhasrat mengeluarkan sedekah, akan tetapi dia menyusahkan kami. Setelah mendengar kata-kata Beliau dia begitu marah sekali. Lalu dia berjanji akan membalas perbuatannya itu. Kebetulan pada masa itu dia begitu akrab dengan Ka’ab. Satu hari dia menemui Ka’ab dan berkata: Aku ingin kamu memberikan kepadaku suatu bentuk pinjaman. Lalu Ka’ab bertanya: Jadi apa yang akan kamu gadaikan kepadaku؟ Dia menjawab: Apa yang kamu inginkan؟ Ka’ab menjawab: Aku ingin kamu gadaikan kepadaku perempuan-perempuanmu itu. Kemudian dia menjawab: Kamu adalah bangsawan Arab, jadi adakah patut aku menggadaikan perempuan-perempuanku kepada kamu؟ Lalu Ka’ab berkata kepadanya: Kalau begitu, kamu gadaikanlah anak-anakmu kepadaku. Maka dia berkata: Aku tidak mungkin menggadaikannya kepadamu, sekiranya aku menggadaikannya kepadamu kami pula akan dicela karena seolah-olah menggadai dua wasak (satu wasak sama dengan enam puluh gantang) tamar saja. Oleh karena itu aku gadaikan senjataku kepadamu. Lalu Ka’ab berkata: Baiklah aku setuju. Lalu dia berjanji kepada Ka’ab bahwa dia akan datang menemuinya dengan ditemani oleh al-Haris, Abu Abas bin Jabir dan Abbad bin Bisyri. Setelah itu mereka berempat pergi menemui Ka’ab pada waktu malam, lalu Ka’ab turun menemui mereka. Menurut kata Sufian, pada pendapat lain menurut kata Amru bahwa isteri Ka’ab telah berkata kepada suaminya itu: Sesungguhnya aku seperti mendengar suara orang yang ingin menumpahkan darah. Setelah mendengar kata-kata isterinya itu, lalu Ka’ab berkata: Tidak! Mereka hanyalah Muhammad bin Maslamah bersama saudara susuannya dan ditemani Abu Nailah. Sebagai memuliakan tetamu, aku harus menemani mereka walaupun pada waktu malam begini. Ketika Ka’ab masih di rumahnya itulah Muhammad (bin Maslamah) menggunakan kesempatan tersebut untuk mengatur rancangan seterusnya. Sesaat kemudian Ka’ab pun keluar, setelah dia ditanya oleh mereka: Aku seperti mencium bau harum pada dirimu. Ka’ab menjawab: Memang! Karena isteriku seorang perempuan Arab yang suka bersolek. Setelah itu Muhammad bin Maslamah berkata kepada Ka’ab: Izinkan aku mencium bau harum pada dirimu. Kaab berkata: Silakan! Maka diapun menciumnya, kemudian dia meminta untuk menciumnya sekali lagi dengan berkata: Kalau boleh aku ingin menciumnya sekali lagi. Lalu dia menghulurkan kepalanya kepadanya, ketika itulah dia mengarahkan kawan-kawannya agar membunuh Ka’ab, maka merekapun membunuhnya. (Muttafaq ‘alaih).
Terakhir dari Admin, Untaian Mutiara Hikmah Guru Kami tercinta Alhabib Muhammad Rizieq Syihab yang Masyhur bahwa:
MENDIAMKAN KEDZHOLIMAN BUKAN AKHLAQ,
MENGKAMPANYEKAN PERDAMAIAN UNTUK MEREDAM SEMANGAT PERJUANGAN MELAWAN KEDZHOLIMAN ADALAH PENGKHIANATAN.
No comments:
Post a Comment